Bandung - Sungai Citarum seakan-akan tidak ada perubahan yang signifikan
dalam upaya penanggulangan banjir di Kabupaten Bandung tepatnya di Dayeuhkolot dan Bale Endah. Tumpukan sampah dan limbah pabrik yang setiap harinya terus bertambah
semakin memperburuk keadaan dan kadar air yang ada di Sungai Citarum itu
sendiri.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar dan
terpanjang di Provinsi Jawa Barat dengan panjang mencapai 300 km dari hulu
sampai hilir. Hulu Sungai Citarum berada di Selatan Bandung tepatnya di Desa
Tarumajaya, Kecamatan Kertasari
Kabupaten Bandung tepatnya berada di Situ Cisanti.
Situ Cisanti meiliki luas sekitar 5 hektare di lahan seluas 7
hektare yang merupakan kawasan Perhutani, dengan ketinggian 1.500 – 3.000 mdpl.
Keadaan Sungai Citarum menjadi wilayah sentral bagi masyarakat sekitarnya guna
memperoleh air bersih untuk mencukupi keperluan sehari-hari. Namun hal itu
diperburuk dengan adanya pembuangan limbah pabrik yang setiap hari semakin
bertambah.
Selain itu limbah rumah tangga yang diakibatkan oleh masyarakat
sekitar menambah tercemarnya kandungan air yang ada di Sungai Citarum. Tidak
hanya tercemarnya kadar air, hal ini mengakibatkan banjir yang melanda beberapa
titik tepatnya di daerah Dayeuhkolot dan Bale Endah.
Setiap tahunnya area tersebut selalu dilanda banjir yang
mengakibatkan berbagai penyakit muncul. Banjir tersebut diakibatkan banyaknya
sampah-sampah seperti sterofom dan plastik yang bertumpuk.
Hal ini seperti dinyatakan Ibu Aan selaku Kasubag Umum dan
Kepegawaian Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung,
“sebenarnya banjir itu sendiri penyebabnya karena banyaknya sampah seperti
sterofom dan plastik yang dibuang sembarangan ke sungai sehingga menumpuk dan
menyebabkan banjir”.
Selain itu tercemarnya Sungai Citarum bukan hanya diakibatkan oleh
adanya limbah pabrik yang dibuang ke sungai, namun limbah keluarga juga
menyebabkan tercemarnya Sungai Citarum.
“Sebenarnya pencemaran Sungai Citarum ini bukan salah pabrik atau
masyarakatnya, namun kesadaran dari setiap individu sangat kurang terhadap
pemeliharaan lingkungan.” Ujarnya. Dari pihak BPLH Kabupaten Bandung sendiri selain
mengawasi Sungai Citarum juga sudah melakukan beberapa upaya pencegahan dan
pemeliharaan terhadap keadaan Sungai Citarum.
“Kami BPLH yang opsinya memang melakukan pengawasan dan pemantauan
terhadap Sungai Citarum juga sudah melakukan banyak upaya dalam menanggulangi
semakin buruknya pencemaran Sungai Citarum. Mulai dari pengerukan, pembersihan
sampah yang ada di sungai, dan yang lainnya”. Lanjutnya.
Selain itu juga BPLH tidak hanya mengawasi Sungai Citarum saja,
melainkan pabrik-pabrik yang ada disekitar sungai tidak luput dari pengawasan
terutama pabrik yang membuang limbah ke Sungai Citarum tersebut. “Untuk
pabrik-pabrik yang ada disekitar sungai kami lakukan pemantauan supaya tidak
terjadi pembuangan limbah dan pencemaran udara yang berlebihan”. Ujar Aan.
Dalam hal ini masyarakat berharap pemerintah bisa memberikan solusi
yang tepat dalam menanggulangi semakin bertambah buruknya Sungai Citarum.
Supaya masyarakat tidak lagi merasakan rumahnya kebanjiran setiap tahunnya.
Selain itu juga pemerintah menghimbau dan mengajak masyarakat untuk
ikut serta dalam upaya penanggulangan Sungai Citarum baik itu dari diri sendiri
maupun lingkungan sekitar. “Pemerintah juga sangat berharap masyarakat ikut
mendukung program-program pemerintah yaitu dengan cara tidak membuang sampah
langsung ke Sungai Citarum”. Tegas Aan.
Unknown
10.36
Admin
Bandung Indonesia